Wednesday, July 23, 2014

Andalusia Menusuk Sukma



Suatu petang, di Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jeneral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, sedang memeriksa setiap kamar tahanan. Setiap banduan penjara membongkokkan badannya rendah-rendah ketika algojo penjara itu melintasi di hadapan mereka. Kerana kalau tidak, sepatu boot keras milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.
"Hai... hentikan suara jelekmu! Hentikan... !" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata. Namun apa yang terjadi? Lelaki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyunya.

Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang. Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia alu menyucuh wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala. Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata "Rabbi, wa ana abduka"... Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustaz... InsyaALLAH tempatmu di Syurga."

Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, algojo penjara itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.

"Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan suara-suara yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan ku bunuh. Kecuali, kalau engkau mahu minta maaf dan masuk agama kami."

Mendengar "khutbah" itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap, "Sungguh... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemahuanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh."

Sejurus sahaja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah buku kecil. Adolf Roberto berusaha memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat. "Berikan buku itu, hai lelaki dungu!" bentak Roberto.

"Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!"ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto. Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah.

Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan algojo penjara itu merasa lebih puas lagi ketika melihat titisan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur. Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya baran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

"Ah... seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi bila? Ya, aku pernah mengenal buku ini." Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.

Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak. Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekecohan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.

Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka gelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mahu memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang kanak- kanak laki-laki comel dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Kanak kanak comel itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan kanak - kanak itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya. Sang anak itu berkata dengan suara parau,
"Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa... .? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi... "Budak kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat . Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya budak itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi... Abi... Abi... " Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kelmarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

"Hai... siapa kamu?!" jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati budak tersebut. "Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi... " jawabnya memohon belas kasih. "Hah... siapa namamu budak, cuba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka. "Saya Ahmad Izzah... " dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba "Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. "Hai budak... ! Wajahmu cantik tapi namamu hodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang Adolf Roberto... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki itu."

Budak itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitiskan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya budak tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sedar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah tanda hitam ia berteriak histeria, "Abi... Abi... Abi... " Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai tanda hitam pada bahagian pusat.

Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi... aku masih ingat alif, ba, ta, tha... " Hanya sebatas kata itu yang masih terakam dalam benaknya. Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyeksanya habis-habisan kini sedang memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu... " Terdengar suara Roberto meminta belas.

Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu," Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Asyahadu anla IllaahailALlah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah... . Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.

Kini Ahmad Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya..."

Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Benarlah firman Allah...
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ALlah, tetaplah atas fitrah ALlah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah ALlah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS>30:30)

Syeikh Al-Islam Turki yang terakhir iaitu As-Syeikh Mustafa Al Basri telah menegaskan dalam bukunya ...

Sekularisma yang memisahkan ajaran agama dengan kehidupan dunia merupakan jalan paling mudah untuk menjadi murtad.


*myspace_2007_

Wednesday, July 9, 2014

Gegarkan keamanan Israel


Majulah,
Gegarlah,
Bangunlah,
Gegarlah keamanan Israel .

Majulah wahai anak-anak al-Aqsa
Diratakan bumi itu dengan api
Dan gegarkan keamanan Israel
Nyalakan padanya gunung berapi

Bangunlah, gegarlah
Gegarlah keamanan Israel .

Sesungguhnya mereka lemah dan ragu-ragu
Tiada semangat bertempur
Mereka ibarat sarang lelabah
Ketika berhadapan dengan orang perkasa

Gegarkan keamanan Israel
Nyalakan padanya gunung berapi

Bangunlah, gegarlah
Gegarlah keamanan Israel .

Sesungguhnya hati mereka berpecah
Dan mereka takut kematian
Di sebalik tembok mereka berlindung
Mereka pengecut suka akan kehidupan

Gegarkan keamanan Israel
Nyalakan padanya gunung berapi

Bangunlah, gegarlah
Gegarlah keamanan Israel .

Tentera mereka harapkan jaminan
Zaman mereka telah berlalu
Tentera mereka adalah tikus di dalam peperangan
Telah sampai masanya mereka musnah

Gegarkan keamanan Israel
Nyalakan padanya gunung berapi

Bangunlah, gegarlah
Gegarlah keamanan Israel .

Mari lancarkan roket kita
Berikan besi panas kepada mereka yang ketakutan itu
Katakan pada mereka "Kami akan bertahan"
Kami serahkan segala apa yang kami miliki

Gegarkan keamanan Israel
Nyalakan padanya gunung berapi

Bangunlah, gegarlah
Gegarlah keamanan Israel .

Majulah wahai anak-anak al-Aqsa
Diratakan bumi itu dengan api
Dan gegarkan keamanan Israel
Nyalakan padanya gunung berapi

Terjemahan lirik : Gegarkan keamanan Israel_Al-wa'd
http://www.youtube.com/watch?v=_7m6tU6ROr8&feature=youtu.be

Doakan kemenangan di sana . FULL SUPPORT !


Tuesday, July 8, 2014

Aku terima nikahnya


"Aku terima nikahnya Ayse Pashca bnti Euseff Ali dengan mas kahwinnya senaskhah Al-Quran tunai". Lancar lafaz yang dituturkan Jeman Rambo tanpa sebarang gugup.

Seusai Tok Qadi melihat semua saksi yang hadir bagi mendapat pengesahan dan membaca doa, Jeman Rambo pun segera bangkit solat dua rakaat tanda kesyukuran.


Mentitis butiran jernih daripada kelopak mata Ayse Pashca kerana terharu. Kelihatan makcik-makcik dan sanak saudara sibuk mengucapkan tahniah kepadanya.


Tiba-tiba datang satu sosok berpakaian ninja, bertopengkan topeng Kamen Rider Hibiki merempuh masuk ke dalam ruangan majlis bersama tunggangan unicorn merah jambunya.

"I shall not allow this marriage !!" Laungnya lalu mengacukan pistol desert eagle ke arah Jeman Rambo yang sedang tenang dalam sujudnya.

"BAMM!!!"

-Tamat-

******
nanges*

OH. Maaf kerana mengecewakan mood anda dengan pengenalan yang .. erm .. best  ini .


Headline untuk kali ini ialah " aku terima nikahnya ..." . Amboi..galak na~
Apabila sampai sahaja waktunya, akan disatukan lah oleh-Nya dua insan bakal Romeo dan Juliet yang kemudiannya hidup berumah escalator bahagia forever after . *yelah tu*

Seperti yang kebanyakan saudara/saudari sedia maklum. Lafaz sakinah ini merupakan lafaz penting yang menjadi pengikat sebuah ikatan perkahwinan antara sumawi dan isteri . Orang-orang melayu nusantara biasanya mengenali upacara ini sebagai aqad nikah . Seterusnya tersumpahlah mereka berdua dengan sumpahan yang mengikat mereka selamanya sehingga sekiranya berlaku kematian ataupun penceraian.


Saudara / saudari fillah,


Sebenarnya bukanlah mahunya saya berkongsi dengan kalian mengenai perkahwinan atau yang namanya baitul muslim , akan tetapi untuk bersama mentatapi dan meneliti makna sebuah aqad. Yes, dalam dunia syariat itu , aqad bukan hanya pada bab munakahat(perkahwinan) tetapi terdapat juga aqad-aqad lain yang terdapat dalam muamalat harian kita .

Sebagai contoh aqad jual beli yang lansung tidak diberi perhatian oleh majoriti masyarakat kita. Untuk makluman, jual beli yang tidak disertakan dengan aqad dikira jual belinya tidak sah di sisi syariah. Baik penjual mahupun pembeli, beraqadlah meskipun hanya melafazkan :

"Saya beli"

"Saya jual"

Itu merupakan aqad dari sudut syariah, basic maksudnya dari sudut bahasa ialah ikat iaitu mengikat sesuatu dengan yang lainnya. Dalam erti kata lainnya ianya adalah perjanjian ataupun bai'ah.

Apa yang ingin saya ketengahkan di sini adalah aqad pada sudut pandang aqidah. "SYAHADAH" .

aqad.... aqidah ??? memanglah! aqidah itu bermaksud ikatan
Syahadatul Haq #1

Sahaja aku naik saksi bahawa tiada Tuhan yang layak disembah melainkan Allah, dan sahaja aku naik saksi bahawa Muhammad itu pesuruh Allah.

"Oh, lafaz kalau ada orang nak kembali pada islam tu ye?"

"Untuk verify iman seseorang tu kan?"
Mengikut percaturan matematik saya, sekurang-kurangnya sembilan kali kita mengungkapkan kalimah ini dalam sehari bagi yang lengkap solat fardu lima waktunya. Bagi yang tak lengkap, silalah bertaubat sebelum ajal mendekat. (Pesanan penaja hari ini)

Apakah pengertian sebenar syahadah yang kita ungkapkan itu? Adakah ianya hanya sekadar alat untuk verify iman? Ataupun hanya sekadar pra-syarat untuk mendapatkan cop “sah” solat?
 Mari kita membedah kalimah agung ini bahagian demi bahagian..

Saya membahagikan kalimah syahadah kepada dua bahagian..

Bahagian pertama ialah kesaksian bahawasanya Allah itu Tuhan yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahawasanya hanya Dia sahaja yang layak disembah.

Bahagian kedua pula kesaksian bahawasanya Muhammad itu adalah utusan Allah, diutuskan oleh-Nya untuk menyebarkan Islam sebagai rahmat kepada sekalian alam.

Baiklah.. 

Jadi apa korelasinya antara kedua-dua pembahagian syahadah dengan kehidupan kita?

Relax ..
Begini. Kalimah syahadah terdiri daripada kedua-dua kesaksian ini. Tidak boleh beriman dengan salah satu sahaja bahkan wajib untuk kita mengimani kedua-duanya.

Percaya kepada Allah tetapi tidak Rasulullah menyebabkan kita akan tersesak nafas lantas tenggelam dalam lautan kehidupan. Percaya kepada Rasulullah tetapi tidak Allah itu berat nanang yang tersangat.

Dalam kesaksian yang pertama, kita mengimani keesaan Allah. Perhatikan. Di sini kaedah penafian dan kemudiannya penetapan digunakan.

La ilaaha (TIADA sembahan) : Penafian. Menafikan adanya sembahan.

Illallah (SELAIN Allah) : Penetapan. Menetapkan bahawasanya HANYA Allah yang layak                                                          disembah.

Justeru, saat melafazkan kesaksian yang pertama ini, kita sudahpun seharusnya membersihkan hati dan perlakuan kita daripada sebarang unsur-unsur syirik dan mempersekutukan Allah.

Dalam kesaksian yang kedua pula, ianya mengandungi elemen perakuan. Ala-ala akuan bersumpah gitu. Kita memperakui bahawasanya Muhammad S.A.W adalah utusan Allah.

Kesaksian yang kedua ini bersangkut paut dengan kesaksian yang pertama. Justeru, pada saat kita memperakui keesaan Allah, dan memperakui kerasulan Muhammad S.A.W, lantas sewajarnya bahkan sewajibnya kita mengikuti apa yang diajari Muhammad S.A.W tanpa menambah apatah lagi mengurangkan walau sedikitpun.

Justeru,  dapat disimpulkan…

Syahadah yang pertama lawan kepada SYIRIK (mempersekutukan Allah)

Syahadah yang kedua lawan kepada BIDAAH (tokok tambah dalam agama)

Inilah dia makna disebalik kalimah syahadah yang kita ungkapkan sekurang-kurangnya sembilan kali sehari semalam itu. Lantas selepas ini sewajarnya kita menghayati serta memahami tuntutan di sebalik syahadah ini.
Saya simpulkan tuntutan yang menjadi prioriti di sini adalah untuk kita memperkasakan akidah kita dalam mentauhidkan Allah. Kemudian untuk check semula amalan-amalan kita sama ada ianya disandarkan kepada Rasulullah atau hanya sekadar tokok tambah yang diwarisi secara turun-temurun.

Begitulah tuntutan syahadah. Dan sepertimana berlakunya peristiwa perkahwinan itu, ia turut disertakan dengan tuntutan tanggungjawab yang lainnya. Bukan sekadar membenarkan kau adalah isteri aku dan aku adalah isteri *eh.suami* kau.

Begitu juga dengan syahadah ini. InsyaAllah akan saya kongsikan pada episod yang lain.

Semoga bertemu lagi pada sambungan yang seterusnya.


Sunday, July 6, 2014

Iftitah : AKU MAHU TULIS BLOG :~

 بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
Assalamu'alaikum wbt. saudara/saudari yang dicintai Allah,

 

Segala puji bagi-Nya, Yang meniupkan kehidupan ,Yang juga memberi pengakhiran. Dia lah Allah, raja pada sekalian raja . Pencipta atas segala pencipta yang ada . Selawat dan salam atas junjungan besar Nabiyyina , Rasulina Muhammad S.A.W. yang telah memerah keringat dan darah baginda bersama Sahabat-sahabatnya yang tercinta dalam menyampaikan amanah Azza wa jalla. Moga kalian semua bahagia.

Alhamdulillah, dengan ruang dan peluang yang masih diberikan, dapat juga *akhirnya* saya meneruskan niat untuk menambah sayap kiri dalam usaha mulia dengan mencuba lapangan penulisan yang memang sudah berzaman diceburi oleh mereka-mereka yang lain *uhuk* . ~


Okay, sejujurnya saya sendiri masih belum pasti penulisan yang bagaimana ingin saya ketengahkan dalam belog murahan ini. Nak menulis cara sempoi bergaya dan cool macam "Inche Pakai Gucci" dan sumpamanya, nanti orang kata plagiat pula. But I admit yang penulisan-penulisan macam tu sangat punya tarikan dan pendekatan yang fresh untuk pembaca.
 Nak menulis dengan tulisan yang 'tense' dengan ilmu, saya sendiri pun bukanlah tergolong dalam kategori 'lautan bergerak', yakni mereka-mereka yang ada keluasan tasawwur dan kefaqihan(pemahaman) ilmu yang begitu dalam .

Namun, menjadi insan yang memilih untuk berada dalam bidang professional yang dolunya daripada aliran 'ulum ad-deen bukan lah menjadi penghalang untuk menyampaikan risalah . Setuju ?

*sigh~*

Berbalik pada topik asal, AKU MAHU TULIS BLOG.




Saya tertarik dengan kata-kata abang Hilal Asyraf of 'Langit Ilahi' (refer: langitilahi.com ) , "Tiadalah saya menulis ini kerana saya ingin menulis. Tetapi saya menulis ini kerana saya mahu menyampaikan. Memperingatkan diri sendiri sambil mahu mengajak orang lain agar kita sama-sama
kembali menjadi hamba ilahi." Dapat ? Jadi bagi setiap iftitah(pembukaan/permulaan) perbuatan harusnya bermula dengan NIAT.

Sukanya saya ingin berkongsi hadith pertama daripada hadith arba'in(40) . Menjadi tabiat Imam Nawawi sendiri sebelum menyampaikan ilmu supaya mengajak para pendengarnya untuk memperbetulkan hati dan niat :

عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب (رضي الله عنه) قال: سمعت رسول الله (صلى الله عليه وسلم) يقول: "إنما الأعمال بالنيات و إنما لكل امرئ ما نوى، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله، فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها، فهجرته إلى ما هاجـر إليه".

Maksudnya:
“Daripada Amirul Mukminin Abu Hafs 'Umar ibn al-Katthab Radhiallahu ‘anhu beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam bersabda:
Bahawa sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niat, dan bahawa sesungguhnya bagi setiap orang apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya menuju kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya kerana dunia yang dia mahu mencari habuannya, atau kerana seorang perempuan yang dia mahu kahwininya, maka hijrahnya ke arah perkara yang ditujuinya itu.

Yang menjadi maksud utama di dalam Hadith ini ialah menerangkan masalah ikhlas dan kedudukan niat dalam suatu amal. Seseorang akan mendapatkan hasil dari amalnya sesuai dengan niatnya.
Sedikit Latar belakang Munculnya Hadits ini:
Kata Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, barangsiapa yang berhijrah (meninggalkan suatu negeri dan pindah ke negeri lain) menginginkan sesuatu, maka ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan itu.

Ada seorang lelaki hijrah (dari Makkah ke Madinah) dalam rangka mau menikahi seorang perempuan bernama “ummu Qays”, lalu iapun diberi gelar “Muhajir Ummu Qays”.Kata Imam Thabrany, orang tersebut melamar ummu Qays, tapi ummu Qays menolak, kecuali orang itu mau ikut bersama hijrah ke Madinah. Lelaki itupun bersedia, oleh karenanya ia diberi gelaran  t e r s e b u t.

****


Iya. Niat .
Niat yang hanyalah satu lintasan hati . Namun menjadi pencorak yang dominant pada muttakhir suatu usaha.

Suatu hari, sedang anda mengayuh besikal daripada sekolah* , anda terserempak dengan satu keindahan dipertengahan jalan. " Eh, comei la dia ni . Boleh buat family angkat ni . " Kehairanan kucing parsi gemok berbulu lebat tu melihat anda merenung dia lama-lama.

*miaoww~*

Tapi hanya sekadar niat namun tiada usaha tangkas untuk mendapatkannya maka berlarilah si kucing itu tadi ketakutan melihat muka jahat anda. Anda boleh lihat sahaja kucing tu berlalu pergi atau anda segera kejar dia dari belakang yang lari terkedek-kedek tu. Selagi dia belum sampai ke tengah jalan raya dan digilis lori ayam. *O' ma gash*

Ketahuilah anda semua, sekira niat anda dikuatkan dengan azam yang tinggi untuk melaksanakannya, maka anda akan mendapati semuanya dipermudahkan dengan pertolongan Sang Ilahi. Lebih lagi niat yang bahek lagi murni.


( hyperbola )
Kekuatan niat bila digandingkan dengan keazaman yang tinggi umpama Optimus Prime bergabung tenaga dengan Grimlock. Serius !!


Maka usah berlengah apabila niat yang baik terlintas di hati. Usah juga berasa takut dengan dugaan dan cabaran, malah tentangan yang belum lagi terjadi malah tidak pasti.

Saya masih ingat lagi satu topic yang dikongsikan oleh seorang pakar penulisan di dalam satu seminar mukhayyam yang dianjurkan oleh satu badan NGO tarbawi di Sekolah Al-Amin,Gombak .  Ia mengenai satu penyakit 'inferiority complex'  yang dihidapi oleh ramai masyarakat terutamanya anak muda.



'Inferior' yang dimaksudkan merujuk pada perasaan dan sikap takut dan berkecil diri yang muncul asalnya daripada empunya diri manakala 'complex' yang dimaksudkan adalah masalah ataupun ketidaksetabilan terhadap 'inferior' itu sendiri. Contoh situasi kebiasaan adalah apabila seseorang itu menjadi 'nervous' malahan terkaku apabila ditugaskan untuk memberi ucapan atau 'presentation' di hadapan khalayak umum.




Asalnya berasa inferior itu adalah normal. Malah menunjukkan adanya sifat zuhud selaku seorang hamba kepada Tuannya. Namun bagi sesetengah orang dalam kalangan kita mempunyai inferior yang sangat tinggi dalam diri mereka sehingga menghalang diri daripada bergerak ke depan. Lantas langsung dia berlari ke belakang. Mencari tempat untuk merasa lebih selamat.

Bagi yang memang dihadiahi kelebihan "Born to Lead" kebanyakannya tidak mempunyai masalah dalam hal ini. Apa yang menyebabkan kompleksiti ini berlaku sebenarnya apabila seseorang itu terlalu mengambil kira soal pandangan orang lain di sekelilingnya tentang dirinya sendiri.

Kaedah untuk mengatasi dan recounter 'inferior' ini adalah dengan memperbetulkan 'self-esteem' iaitu bagaimana pandangan kita terhadap diri kita sendiri.

Bagaimana ?? Banyak cara !

1) Banyakkan cakap perkara positif tentang diri anda.
2) Beranikan diri mencuba benda-banda baru.
3) Cuba tegakkan pandangan diri anda.
4) Selalu me'volunteer' kan diri untuk memberi sumbangan.
5) Fikirkan tentang apa yang anda mampu lakukan, dan plan utk lakukannya.
6) Selalu perbetulkan NIAT anda...dan lain-lain.


Jadi apa lagi ? Kejar cepat kucing parsi gemok berbulu lebat tu ! Make change for yourself ~

Anda punya niat yang baik, teruskan niat anda. Anda mahu menulis, menulislah ! Anda mahu menikah, menikah lah!*err*
Dan jika anda mahu REDHA Allah, maka kejarlah!

Usah diburu hantu sendiri ^__________^

 
<<::Bismillah::>>